SPLIT (2016) - Review



Film Split ini sebenernya udah cukup lama, tapi saya baru nontonnya kemarin.

Split adalah film yang bercerita tentang seorang pengidap penyakit kepribadian. Enggak tanggung-tanggung, ceritanya seorang ini udah punya 23 kepribadian. Nah uniknya, setiap dia menunjukkan kepribadian yang berbeda selalu diikuti penampilan (pakaiannya) yang juga berbeda. Di film ini dia punya hobi yang ga biasa, nah dari hobi itu dia nyulik tiga orang cewek, teenagers.

Di film ini ditunjukkan beberapa kepribadian. Yang pertama muncul itu si misterius yang selalu tampil rapi, selalu menghendaki kebersihan dan tertutup, Mr. Dennis. Kepribadian kedua dia muncul dengan nama Barry, seorang desainer pakaian. Katanya, Barry ini yang paling kuat dan bisa mengendalikan kepribadian lain. Penampilannya casual. Yang paling saya favoritkan itu kepribadian yang bernama Hedwig, seorang anak laki-laki 9 tahun dengan penampilannya menggunakan jaket kuning/hijau neon. Walaupun Hedwig hanya perwujudan anak-anak, tapi dicerita ini punya peran penting. Yang cukup unik, dia ini punya kepribadian seorang wanita, Ms. Patricia. Kepribadian lain? Nonton sendiri aja deh, menarik kok aktingnya McAvoy.

Kesan pertama nonton film ini berasa condong ke X-Men. Yah, Professor Xavier muda udah cukup melekat di James McAvoy. Setidaknya itu yang saya lihat. Ditambah lagi memang ada karakter X-Men yang mengidap penyakit kepribadian ganda. Yah, dia adalah Legion, anak kandung dari Professor Xavier. Menarik bukan? Pertama denger film ini pun udah wondering apa mungkin Split terinspirasi dari cerita Legion. Kalau kalian udah nonton series LegionFx juga pasti menduga kalo dr. Fletcher itu representasi dari Melanie. Well, penampilan mereka mirip.

Jawabannya mungkin iya, tapi di dalam cerita Split ini bisa dibilang lebih realistis dibanding film-film X-Men. Ya jelas memang bukan film X-Men. Tapi realistis itu agak sedikit terganggu di bagian akhir film yang ternyata kepribadian baru itu bukan kepribadian manusia. Tapi jalan ceritanya bisa dinikmatin kok.

Saya suka akting James McAvoy yang pada beberapa scene bisa secara langsung berubah kepribadiannya. Terutama scene yang Barry lagi berbicara pada dr. Fletcher tiba-tiba berubah jadi Mr. Dennis. Itu keren banget. Lebih keren lagi seolah di antara kepribadian-kepribadian ini, mereka bisa berkomunikasi. Tapi tetep akting McAvoy waktu jadi Hedwig paling favorit!

Ending film ada twist.

Kesimpulan rating: 7.5

Komentar

  1. Mau nonton pada waktu itu, tapi gak jadi karena beberapa orang bilang ini film nggak jelas. Nggak tau Maksudnya apa. Susah dipahami. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga penasaran karena ada berbagai review yang bilang bagus dan jelek (kurang jelas), tapi setelah saya nonton enggak sejelek yang orang-orang bilang kok, masih bisa dinikmati film ini...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Attraction (2017) - Review

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

The Great Wall - Review