Spider-Man: Homecoming Review


SpiderMan: Homecoming!
Ya, Spider-Man benar-benar pulang ke jalan yang benar! Haha! Tidak bermaksud menjelekkan dua versi film sebelumnya, namun Spider-Man dan Peter Parker versi Tom Holland ini memang memiliki cerita fresh dengan bumbu-bumbu cerita khas remaja. Tidak melulu seputar ke-superhero-annya juga tidak dipenuhi dengan percintaan ala Peter 'Andrew' Parker.

Homecoming adalah film berseting setelah event besar Civil War. Dibuka dengan 'A Film by Peter Parker' yang telah banyak beredar di YouTube, cerita Peter Parker dimulai. Tony Stark yang sebelumnya mengajak Peter Parker untuk melawan Captain America, kini berharap Peter menjadi Friendly Neighborhood Spider-Man. Satu hal yang cukup membuat saya tidak kecewa adalah kehadiran Tony Stark pada film ini yang tidak mendominasi seperti yang ditampilkan pada trailer. Akan tetapi, Tony Stark tetap menjadi bagian penting dalam cerita kehiduapan Peter Parker.

Film ini benar-benar terfokus pada kehidupan Peter, seorang remaja, yang secara tiba-tiba memiliki kekuatan super. Seperti remaja lain, Peter dengan kemampuan supernya itu memiliki hasrat untuk bertindak menumpas tindakan kriminal. Tidak hanya sekedar tindakan -sebut saja- pencurian mobil, sepeda, menolong orang tersesat, namun Ia menginginkan tanggung jawab yang lebih besar. Cukup masuk akal, apalagi Ia cukup 'berpengalaman' melawan superhero lain di Civil War.

Sudah siapkah Peter? Jawaban dari pertanyaan itu dijabarkan pada cerita film ini. Kesiapan Peter menjadi superhero seperti yang dia inginkan harus berbenturan dengan masalah-masalah di sekolah dan percintaannya, di mana Ia menyukai Liz, teman sekolahnya. Sebagai nerd, Peter adalah siswa yang cukup jadi andalan teman-temannya dalam kompetisi olimiade sains, namun juga Ia adalah 'looser' dalam hal percintaan dan pergaulan dengan teman-temannya, kecuali dengan Ned, teman terdekatnya yang sama-sama nerd.

Kehadiran teman-teman Peter, Tony Stark, dan Aunt May adalah karakter yang cukup penting dalam cerita ini. Mereka adalah orang-orang yang membentuk kepribadin Peter Parker sebagai remaja pada umumnya dan juga sebagai Spider-Man. Tidak terasa ada karakter yang sia-sia dalam film ini. Semua karakter berperan penting dalam cerita. Awalnya saya sedikit kecewa soal kedekatan Peter dengan Michelle, namun seiring berjalannya cerita saya mulai memahami dan menerimanya. Haha!

Di sisi lain, film ini juga memiliki villain utama yang bisa dibilang ditampilkan dengan standar lebih tinggi dari film marvel lainnya. Adrian Toomes a.k.a Vulture ditampilkan dengan motivasi yang kuat. Tidak serta-merta haus kekuatan dan kekuasaan, tapi lebih dieksplor sisi sosialnya. 'Vulture' adalah 'profesi' Adrian Toomes untuk menghidupi keluarganya. Dan motivasi awal Adrian Toomes menjadi vulture pun tidak terlepas dari sisi kemanusiaannya atas tindakan otoritas Stark yang secara sepihak memutus kontrak kerja. Adrian tetap memikirkan pekerjannya serta keluarga. Dengan motivasi yang kuat ini, setiap scene Vulture cukup menarik perhatian saya. Uniknya, Adrian Toomes terasa lebih mengintimidasi dibanding Vulture. Michael Keaton adalah aktor yang pas untuk memerankan Adrian Toomes dan Vulture.

Dengan presentase review positif yang tinggi sudah cukup membuktikan betapa solidnya cerita pada film ini. Jon Watts sukses menghadirkan Spider-Man: Homecoming dengan kualitas yang setara - atau bahkan lebih tinggi - dengan Spider-Man 2. Keluar jadi zona 'Uncle Ben' namun tetap bisa menampilkan cerita selama 133 menit yang tidak membosankan. Kurannya film ini adalah......... *searching*

Terakhir, nontonlah! Tidak ada alasan untuk melewatkan film ini. Apalagi Spider-Man masih akan tampil pada Infinity War. Ada banyak easter egg. Ada Mid-credit Scene. Ada After-credit Scene yang akan kalian sesali jika kalian lewatkan.

Kesimpulan Rating: 9.5

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Audience Score vs Critics Score, Mana yang Sebaiknya Dipercaya?

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

Banda: The Dark Forgotten Trail - Review