Audience Score vs Critics Score, Mana yang Sebaiknya Dipercaya?



Hallo guys!
Kali ini saya tidak akan membahas soal film tapi akan membahas perbedaan dan perbandingan skor  film di berbagai website. Kalian pasti sudah familiar dengan website Rotten Tomatoes atau IMDb. Yap, website film tersebut merupakan salah dua dari website populer untuk melihat seberapa bagus film yang baru dirilis melalui skor atau presentase dari kritikus film maupun audiens.

Nah, belakangan banyak film yang jadi kontroversi karena skor dari kritikus dan audiens untuk sebuah film tidak selalu sama, bahkan jauh berbeda. Contoh yang paling banyak dibicarakan adalah skor pada film Justice League, yang mana hanya mendapat 40% nilai positif dari 291 kritikus film. Sedangkan 79% audiens menyatakan menyukainya. Contoh lain dan terbaru adalah film Star Wars: The Last Jedi, yang apabila dilihat dari website Rotten Tomatoes skor audiens dan kritikus films menunjukan angka yang bertentangan. 93% dari total 296 kritikus memberi nilai positif (fresh), sedangkan dari 97,470 audiens hanya 56% yang memberi nilai positif.

Bagaimana dengan website lain? Skor manakah yang paling menggambarkan kualitas sebuah film? Harus percaya pada website mana?

Sebelumnya, kita harus kenal dulu website apa saja yang memberikan wadah untuk menilai film yang baru rilis di bioskop. Artikel ini akan bahas empat website yang memberikan wadah untuk audiense atau kritikus menilai sebuah film dengan film Star Wars: The Last Jedi sebagai contoh perbandingan skor antar website.

1. Rotten Tomatoes

Rotten Tomatoes adalah website yang paling banyak dibicarakan dalam hal penilaian sebuah film. Namun banyak orang yang masih salah paham mengenai sistem penilaian yang terdapat pada website Rotten Tomatoes. Terutama jika melihat angka presentase yang tertera pada website tersebut. Belum lagi terdapat dua presentase yang terkadang menampilkan angka yang saling bertolak belakang.

a. Tomatometer
Tomatometer adalah adalah sistem penilaian film yang disediakan oleh Rotten Tomatoes untuk para kritikus film. Kritikus ini dapat terdiri dari berbagai macam latar belakang dan media-media terkenal seperti Rolling Stones, Deadline Hollywood, dan sebagainya. Kritikus memberikan penilainnya melalui dau cara, yaitu memberikan skor dan memberikan review singkat yang dapat kita baca pada website Rotten Tomatoes.

Pada Tomatometer, angka yang terlihat paling menonjol adalah presentase penilaian positif dari para kritikus. Angka ini sering disalahartikan oleh audiens sebagai skor film. Apabila melihat lebih teliti, average rating sebuah film akan terdapat tepat di bawah angka presentase tersebut. Average rating inilah yang sebenarnya menjadi skor untuk sebuah film pada Rotten Tomatoes. Kemudian keterangan tersbut diikuti oleh keterangan jumlah kritikus yang menilai, beserta berapa banyak yang menilai positif (fresh) dan negatif (rotten). Kita sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan apakah sebuah film dapat dinyatakan bagus atau tidak hanya dari sebuah presentase kritikus film. Karena ada beberapa film yang presentasenya mencapai 90% ke atas, namun average ratingnya hanya sebesar 7.0/10 (misalnya). Dengan demikian kita juga harus memperhatikan penilaian audiens yang terdapat tepat di sebelah Tomatometer.

Contoh Tomatometer dan Audience Score pada film Star Wars: The Last Jedi

b. Audience Score
Serupa dengan Tomatometer, Audience Score yang disediakan Rotten Tomatoes adalah fasilitas bagi penonton/audiens untuk memberikan penilaian terhadap sebuah film. Perbedaannya terdapat pada tampilannya yang lebih 'simple' dengan tidak menyertakan keterangan berapa jumlah audiens yang menilai positif atau negatif. Penilaian audiens simply ditampilkan pada angka presentase. Namun tepat di bawah angka presentase tersebut terdapat average rating yang serupa dengan tomatometer namun tak sama. Namun penggunanaan skalanya berbeda, pada Tomatometer menggunakan skala 1-10, maka audience score hanya menggunakan skala 1-5.

Perbedaan yang paling menonjol sekaligus kekurangan dari audiens skor adalah jumlah audience yang menginput penilaian untuk sebuah film. Jumlah tersebut bisa sangat banyak, hingga ratusan ribu misalnya, yang sebenarnya tidak dapat terdeteksi siapa saja yang menginput nilai. Kekurangnnya adalah satu audiens dapat menginput nilai hingga berkali-kali dengan akun yang berbeda-beda sehingga dapat 'mendongkrak' nilai atau presentase positif atau negatif sebuah film. Maka dari itu, apabila hanya ingin melihat penilaian dari satu website saja, maka sebaiknya tidak hanya berpatokan pada angka saja, namun juga review yang diberikan oleh para kritikus dan audiens, baik itu review positif atau pun negatif.

2. IMDb

Rotten Tomatoes dan IMDb sebenarnya adalah website skor film yang hampir serupa. Banyak feature pada kedua website ini yang dapat dikatakan mirip. Namun sesuai pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai sistem penilaian yang diterapkan pada IMDb.

Tidak berbeda jauh dengan Audience Score di Rotten Tomatoes, IMDb merupakan website yang memberikan wadah untuk pada penonton agar dapat memberikan penilaian terhadap film yang baru ditayangkan, atau yang baru saja kita tonton. Sistem penilaian pada IMDb tidak memisahkan kritikus dan audiense, jadi skor yang tertera pada website tersebut merupakan skor yang diinput oleh siapa saja, baik itu kritikus atau pun audiens. Perbedaannya dengan Audiens Score di Roten Tomatoes adalah skalanya yang mana IMDb menggunakan skala 1-10. Namun persamaanya adalah dalam penginputan skor, audiens dapat menginput berkali-kali dengan akun yang berbeda. Hal ini tentu saja menimbulkan bias skor yang sering kali digunakan untuk mendongkrak skor pada sebuah film.

Contoh tampilan website IMDb yang memberikan fasilitas kepada audiens untuk menilai film Star Wars: The Last Jedi. Pada tampilan tersebut telah tertera average rating dari audiens untuk The Last Jedi

Apakah skor/angka pada IMDb tidak berarti apa-apa?
Angka tersebut masih bisa berarti apabila kita dapat memberikan waktu lebih untuk membaca review para audiens agar setidaknya memahami apa yang menjadi kekurangan atau kelebihan sebuah film.  Namun apabila belum menonton filmnya, saya anjurkan secara sekilas memperhatikan seberapa banyak yang memberikan review positif dan negatif dan waspada spoiler.

3. Metacritic



Berbeda dengan dua website di atas, Metacritic adalah website yang tidak hanya memberikan wadah penilaian untuk sebuah film, melainkan juga game dan musik. Mungkin beberapa dari kita telah akrab dengan Metacritic, namun beberapa lagi (termasuk saya) belum terlalu mengenal Metacritic. Jadi, apabila nanti ada kesalahan, mohon dikoreksi.


Contoh tampilan website Metacritic untuk user pada film Star Wars: The Last Jedi
So.... yang membedakan Metacritic dengan Rotten Tomatoes atau IMDb bukan hanya soal feature pada websitenya, melainkan juga sistem penilaiannya. Perbedaan terletak pada pengkategorian hasil akhir penilaian. Terdapat tiga kategori, yaitu 'Negative'; 'Mixed'; dan 'Positive'. Kategori Negatif adalah nilai film yang berkisar dari angka 0 sampai 3 (juga ditandai dengan warna merah). 'Mixed' adalah nilai yang berkisar dari angka 4 hingga 6. Sedangkan 'Positive' adalah nilai yang berkisar dari angka 7 hingga 10.

Contoh perbedaan nilai Metascore dan User Score untuk film Star Wars: The Last Jedi

Seperti Roten Tomatoes, Metacritic memuat dua skor yang diberikan oleh kritikus film disebut dengan Metascore dan audiens disebut dengan User Score. Masih seperti Rotten Tomatoes, Metascore dan User Score terkadang memuat angka yang saling bertentangan. Lagi-lagi, hal ini bisa saja terjadi karena user score dapat menginputnya berkali-kali.

Apakah hanya itu alasannya?
Tentu saja bukan. Setiap penonton berhak memiliki pandangan dan pendapatnya masing-masing mengenai pengalamannya menonton sebuah film. Perbedaan antara penilaian kritikus dan audiens juga dapat disebabkan karena latar belakang audiens yang begitu luas dilihat dari faktor usia, tempat tinggal, budaya dan sebagainya, sedangkan kritikus film umumnya hanya terdapat dalam satu lingkup komunitas, demografi dan lain sebagainya. Faktor tersebut adalah salah satu dari banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan skor oleh kritikus dan audiens.

Lalu mana yang paling dapat dipercaya?

4. Cinema Score

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada satu website lagi yang memberikan penilaian terhadap film yang sedang tayang di bioskop, yaitu CinemaScore.

Berbeda dengan tiga website di atas, CinemaScore tidak memberikan atau menyediakan fasilitas bagi audiens atau kritikus film untuk menilai sebuah film pada websitenya. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh Cinemascore adalah dengan mendatangi langsung penonton di bioskop-bioskop dan memberikan pertanyaan yang mengenai kesan audiens setelah menonton film. Maka dari itu, penilaian pada CinemaScore tidak dapat dimanipulasi oleh user-user online.

Hasil dari metode tersebut akan dimasukkan ke dalam kategori nilai, nilai tertinggi A+ sampai ternedah D. Berikut adalah contoh instrumen yang digunakan CinemaScore dalam mengumpulkan data:


Penilaian pada CinemaScore adalah penilaian yang dapat dikatakan hampir mewakili penilaian audiens secara umum. Namun permasalahannya adalah penilaian yang dilakukan oleh CinemaScore memakan waktu kurang lebih satu minggu, yang mana apabila menjadikannya patokan maka akan menjadi faktor penghambat untuk segera menonton film.

Skor untuk Star Wars: The Last Jedi melalui metode yang diterapkan CinemaScore
Lalu kesimpulannya, mana yang seharusnya menjadi patokan?

Ada dua alternatif jawaban, semua atau tidak sama sekali.
Kalau kalian adalah orang yang memiliki prioritas menonton film dengan rating bagus, maka kalian harus benar-benar memastikan film tersebut worth it ditonton di bioskop. Tentu saja dengan cara memperhatikan setiap perkembangan skor pada setiap website, baik dari kritikus maupun audiens. Selain itu, sempatkan membaca review agar dapat memanage ekspektasi dan hype untuk film yang akan kamu tonton. Waspada spoiler!

Kalau kamu adalah orang yang tidak peduli skor kritikus atau audiens lain, maka bebaslah untuk memanage ekspektasi saat menonton film.

Jadi, kembali lagi kepada kita sebagai audiens yang memiliki otoritas pada diri sendiri apakah harus mempercayai skor pada berbagi macam website tersebut atau tidak. Yang terpenting adalah bukan kata mereka, tapi apa yang kita rasakan, pengalaman seperti apa yang kita dapat saat menonton film sehingga kita dapat memberikan penilaian apakah film tersebut sesuai ekspektasi, memuaskan atau bahkan mengecewakan.

==================================================================================================
Tambahan:
Menonton film adalah pengalaman, bukan hanya soal visual, audio, atau cerita, namun juga suasana di dalam bioskop itu juga menjadi faktor penting untuk menikmati sebuah film. Untuk itu, saya punya saran buat teman-teman yang mau nonton di bioskop: Pastikan tidak berisik-sampai mengganggu penonton lain (you know what I mean); Pastikan tidak bau badan atau sekalian memakai parfume, setidaknya bisa bikin orang sebelahmu nyaman.
==================================================================================================

Komentar

  1. Artikel yang bermanfaat banget kak. Gue biasanya juga jadiin skor dari kritikus Rotten Tomatoes sebagai patokan untuk sebuah film. Nggak ngeh ada average score dibawahnya. 😂

    Tengkyu btw.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

Savitar: Speedforce dan Flashpoint