Blade Runner (1982) - Review


Movie Info (IMDb):

Director:

 

Writers:

  (screenplay),  (screenplay) (as David Peoples)| 1 more credit »

Sebelum menonton skuel film Blade Runner yang sebentar lagi bakal tayang, saya menyempatkan untuk nonton dulu original filmnya. Motivasinya tentu aja penasaran sama ceritanya yang katanya merupakan salah satu film terbaik di genrenya. Selain itu juga biar enggak bengong nanti pas nonton Blade Runner 2049. Dan reaksi pertama setelah selesai nonton ini adalah..... Bored, bingung, bahkan rasa bosennya cukup lama waktu nonton film ini. Bisa gitu?

Alasan kenapa film ini -bagi saya- cukup membosankan adalah temponya yang lambat. Cerita di film ini sebenarnya cukup menarik. Premisnya dibangun dengan pelan dan mudah diikuti. Diceritakan seorang pensiunan 'Blade Runner', Deckard, kembali ditugaskan untuk menangkap dan membunuh Replicant (robot yang wujudnya mirip dengan manusia). Sebelumnya juga diceritakan melalui opening crawl bahwa Replicant adalah robot yang ilegal untuk tinggal di bumi dan sebagai 'hukuman' bagi Replicant yang nekat ke bumi maka harus dihancurkan/dibunuh. Awalnya saya masih mudah mengikuti ceritanya dengan tempo yang lambat itu. Namun tempo itu juga jadi boomerang. Ya, sampai dipertengahan cerita saya hampir ketiduran.

Oke mungkin kebosanan saya saat menonton film ini dikarenakan bias zaman. Memang seharusnya sebelum menonton film lama kita harus bisa me-manage ekspektasi dan mood sehingga mudah menontonnya.

Secara visual, film ini cenderung menggunakan tone gelap dengan penggambaran setting kota Los Angles modern 2019. Tapi jangan membayangkan 2019 yang akan datang sebentar lagi, karena fantasi tahun 2019 di film ini sudah menyertakan flying car! Hal yang sepertinya masih belum bisa diwujudkan secara massive saat ini bahkan beberapa tahun kedepan. Ya, kita belum bisa memenuhi harapan orang zaman dahulu haha! Kota Los Angels dibuat layaknya kota-kota yang ada di film Star Wars (Prequel) dengan tone yang gelap. Visualisasi yang menurut saya cocok dengan latar cerita yang kelam.


Selain itu ada satu ciri khas yang dapat membuat kita dengan mudah mengenali film ini, yaitu adalah Main Theme-nya. Soundtrack Blade Runner ini memang tidak semegah Star Wars dan hanya menggunakan beberapa nada yang dimaninkan dengan classic-futuristic syn. Namun dengan 'segelintir' nada yang dimainkan melalui sound 'syn' ini kita benar-benar mudah mengenali main theme Blade Runner. Walaupun pada saat-saat tertentu ketika menonton film ini, saya cukup bosan dengan suara syn yang dimainkan. Bias zaman, mungkin.

Di luar hal teknis di atas, terdapat pemaknaan menarik yang membuat film ini menjadi salah satu film sci-fi terbaik. Di awal saya tadi bilang bingung dalam mengikuti ceritanya, maka dari itu setelah saya nonton untuk pertama kalinya saya langsung membuka forum film dengan sesekali merecall apa yang barusan ditonton. Dan mengapa ini menjadi salah satu film terbaik? Kekuatannya adalah pada cerita yang cenderung mendapat pemaknaan cukup mendalam, bahkan dapat dikaitkan dengan isu kemanusiaan dan religi.

Bagaimana dan pada bagian mana? Well, saya tidak akan bercerita sepenuhnya namun saya akan memberikan sedikit hint. Isu kemanusiaan yang diangkat adalah ketika salah satu replicant yang merupakan robot kini memiliki emosi selayaknya manusia. Kemudian yang dipertanyakan, sebatas mana sisi kemanusiaan kita saat berhadapan dengan sesuatu yang memiliki emosi selayaknya manusia? Tetap memandang berbeda atau mau menerima selayaknya manusia.


Di sisi lain, saat beberapa robot yang ingin menemui creatornya untuk menanyakan mengapa Ia (robot) tidak dapat hidup lama selayaknya penciptanya? Poin ini sangat menyentuh sisi religius saya secara tidak langsung. Bukan berarti saya mempertanyakan/menentang Tuhan namun bagi saya ini bisa jadi cerminan untuk bagaimana kita memposisikan diri pada Tuhan. Kurang lebih seperti itulah alasan mengapa film ini menjadi salah satu film terbaik dalam genre sci-fi.

Setelah cerita pada Blade Runner, belakangan kita juga sudah diberikan suatu cerita penting dalam dunia Blade Runner dengan film pendek yang dirilis melalui YouTube, Blade Runner 2036. Film pendek itu memuat suatu kejadian penting yang nantinya menjadi pondasi cerita untuk Blade Runner 2049.



Kesimpulan score: 7.0

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

Audience Score vs Critics Score, Mana yang Sebaiknya Dipercaya?

Banda: The Dark Forgotten Trail - Review