Annabelle: Creation - Review



Director: David F. Sandberg || Writer: Gary Dauberman || Stars: Anthony LaPaglia, Miranda Otto, Samara Lee, Stephanie Sigman, Talitha Bateman, Lulu Wilson...

Terungkapnya cerita awal boneka Annabelle yang mengerikan!

Baru hari ini saya sempat menonton film horor yang katanya jauh lebih bagus dari Annabelle (2014). Modal dari katanya inilah saya akhirnya memutuskan untuk nonton sequel yang sebenarnya adalah prequel. Hasilnya, saya cukup puas dan terhibur dengan cerita di film ini.

Sesuai judulnya, 'Creation', film ini bercerita tentang awal mula boneka Annabelle menjadi creepy dan selalu 'memakan' korban. Cerita benar-benar dimulai dari awal yaitu dimulai dengan memperkenalkan keluarga Mullins yang memiliki bisnis pembuatan boneka. Samuel Mullins (Anthony LaPaglia) adalah seorang suami dari Esther (Miranda Otto) dan ayah dari Bee (Samara Lee). Pengenalan karakter ini tidak terasa muluk-muluk namun kita sudah dapat langsung mengikuti ceritanya.


Cerita kemudian berlanjut pada suatu hari, keluarga Mullins pulang dari Gereja. Saat itu mobil yang dipakai keluarga ini mengalami masalah sehingga mengharuskan Samuel keluar untuk mengganti ban. Namun yang terjadi kemudian adalah kejadian tragis, kecelakaan yang mengorbankan Bee, anak tunggal mereka. Bertahun-tahun setelah kehilangan Bee akhirnya keluarga Mullins mengundang Sister Charlotte (Stephanie Sigman) beserta anak-anak panti asuhan untuk tinggal di rumahnya, sebagai panti asuhan. Anak-anak ini semuanya perempuan dengan berbagai usia. Salah satu dari anak ini, Janice (Talitha Bateman) mengidap penyakit polio yang mengharuskan ia menggunakan alat bantu untuk berjalan.

Cerita pada film ini sungguh enak untuk diikuti. Sedikit berbeda dengan The Conjuring, Annabelle: Creation ini cukup cepat dalam mengenalkan boneka Annabelle dengan para 'korbannya'. Terutama pada dua sahabat yatim piatu, Janice dan Linda (Lulu Wilson). Boneka Annabelle pertama kali ditemukan oleh Janice di kamar Bee yang sebelumnya selalu dikunci oleh Mr. Mullins. Dengan kekuatan gaibnya, Annabelle mengundang Janice untuk menemukan keberadaannya yang kemudian membuka teror-teror Annabelle pada para penghuni rumah keluarga Mullins.


Teror demi teror terus menghantui penghuni rumah kerluarga Mullins. Namun teror yang dilancarkan Annabelle tidak semata-mata untuk menakut-nakuti keluarga Mullins dan para penghuni lainnya. Terdapat suatu motivasi kuat dan logis dalam teror tersebut. Penonton akan mudah memahami mengapa Annabelle menjadi 'Annabelle'. Banyak pertanyaan penasaran penonton yang akan terjawab sehingga kita sebagai penonton akan mengerti serta memahami konflik yang dihadirkan pada cerita film ini.

Kelebihan yang terdapat pada film ini adalah cerita ayng sangat terfokus. Hanya menggunakan satu set tempat, Rumah keluarga Mullins. Satu set tempat dengan hanya beberapa karakter di dalamnya. Semua 'kengerian' yang ada difilm ini tidak terlepas dari atmosif yang dihadirkan melalui setting tempat, tone gambar dan pastinya musik scoring yang sangat padu. Atmosfir tersebut sangat mendukung cerita dan penyampaian ceritanya. Memang dibagian awal film ini terasa lambat, namun kalian akan menemukan keseruan setelah memasuki pertengahan hingga akhir film.

Satu hal lagi yang menarik bagi saya adalah kemunculuan karakter yang sebelumnya tampil di film The Conjuring 2. Semacam ester egg yang kemudian membuka mata saya dan berkata dalam hati 'oh shared universe ini semakin menarik!'. Tidak perlu memperlihatkan sesuatu yang besar, secuil ester egg pada film ini sudah cukup bagi saya. Penempatannya pun sangat tepat, yaitu pada saat cerita berjalan dengan tenang (tidak saat Annabelle melangsungkan terornya).


Pada akhir film pun kita tidak akan 'oh udah kelar'. Masih banyak cerita yang ditimbulkan dari teror Annabelle. Saya pun sempat berdiskusi tentang apa yang terjadi dan akan terjadi pada film berikutnya dalam shared universe ini. Menarik. Bahkan sangat menarik bagi saya. Tidak sabar untuk film berikutnya.

Terakhir, jangan lupa untuk menunggu dua post credit scene!

Kesimpulan score: 8/10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

Audience Score vs Critics Score, Mana yang Sebaiknya Dipercaya?

Banda: The Dark Forgotten Trail - Review