Avengers: Infinity War [Non-Spoiler Review]



Selamat datang kembali di blog ini.

Setelah sekian lama saya tidak memuat atau lebih tepatnya tidak membuat sebuah review film, kali ini saya kembali dengan review untuk film “Avengers: Infinity War”.

Sebelumnya, saya mohon maaf karena baru kali ini bisa membuat review film lagi. Alasan saya, tidak lain adalah waktu luang untuk menulis review film sudah tidak luang.

Well, then. Langsung saja,

“Avengers: Infinity War” adalah film spesial untuk siapaun yang terlibat dan terikat dengan franchise ini. Baik untuk Marvel Studio yang merayakan 10 tahun pertamanya, dan juga fans setia yang telah menunggu untuk momen penting dalam film ini. Infinity War bisa dibilang bukan lagi berbentuk film biasa bagi sebagian banyak orang, melainkan sesuatu yang sangat penting bagi hidup mereka. Hal ini bisa ditunjukkan melalui fenomena penjualan tiket untuk yang telah memecahkan rekor-rekor tertentu. Inilah gambaran bagaimana besarnya antusiasme terhadap Infinity War.


Berbicara mengenai filmnya sendiri, “Avengers: Infinity War” menawarkan sesuatu yang berbeda dari film-film Marvel sebelumnya. Dari menit awal sampai akhir, penonton hanya diberi sedikit jeda untuk bernafas dan tertawa sejenak. Sisanya, penonton benar-benar dibuat untuk merasakan begitu hebatnya Thanos dan Black Ordernya, sehingga perasaan khawatir akan muncul setiap kali Thanos atau Black Order tampil di layar. Saya bisa bilang, walaupun di film ini terdapat begitu banyak superheroes, tapi Thanos adalah karakter utamanya.


Selain menebar kecemasan, kehadiran Thanos juga menebar simpati. Terkadang. Thanos adalah karakter utama, maka tidak heran bila kita diajak mengenal siapa Thanos, dari mana Ia berasal, dan apa yang memotivasi dia untuk mengumpulkan 6 Infinity Stones. Semua pertanyaan itu satu per satu terjawab dari awal hingga akhir film. Jadi kita akan benar-benar mengenal Thanos tepat pada akhir film.

Pada sisi lain, dan seperti yang dijanjikan, hampir semua superhero MCU ditampilkan pada film ini. Ceritanya pun dibuat sedemikian rupa sehingga semua hero mendapat porsi yang bisa dikatakan menyesuaikan prioritas cerita. Saya tidak bisa mengatakan bahwa semua karakter mendapat porsi yang sama, karena beberapa karakter dibutuhkan untuk mendapatkan screentime lebih demi kepentingan cerita. Tidak ada yang salah dengan itu. Bahkan menurut saya, hero-hero ini mendapatkan momen-momen pentingnya sendiri biarpun tidak mendapatkan screentime yang sama.


Kefokusan pada cerita adalah poin penting untuk film yang memuat banyak karakter seperti Infinity War ini. Russo Brothers mengandalkan itu dan berhasil membawa penonton masuk ke dalam ceritanya. Terutama jika kamu adalah fans yang telah mengikuti franchise ini dari awal, film ini menawarkan interaksi emosi yang beragam pada para fans. Walaupun masih terdapat joke lucu, tapi menurut saya film ini adalah film serius yang sangat serius sehinga penonton akan dapat merasakan ketakutan, kekhawatiran, bahkan saat sedih penonton dapat sampai meneteskan air mata. Seperti itulah gambaran bagaimana pentingnya film ini bagi fans. Sedangkan untuk penonton reguler, saya rasa akan kurang dapat emosinya, karena keterlibatan emosi fans pada karakter hero adalah salah satu kunciya. Namun demikian, saya tetap merekomendasikan film ini untuk ditonton siapa saja dalam batas klasifikasi usia yang tepat, Remaja 13+.

Selain karakter dan cerita, sisi teknis seperi sound dan scoring pada film ini sangat-sangat mendukung. Saya, sebagai orang yang pernah menonton video di YouTube yang membahas tentang ‘mengapa soundtrack atau scoring pada film-film Marvel Cinematic Universe sulit diingat bahkan gampang dilupakan?’ merasa menemukan jawaban sebaliknya. Sedari trailer pertama, saya merasa dekat bahkan hingga merinding saat mendengar Avengers anthem dimaikan dengan tempo yang lambat namun megah. Kali ini, saat Avengers anthem dimainkan dalam film, mata saya sempat berkaca-kaca hampir meneteskan air mata. Mungkin karena saya merasa terharu, senang, ada perasaan bangga menjadi saksi perjalanan Marvel Cinematic Universe. Saat itu saya berkata dalam hati, mungkin Avengers anthem ini bisa memiliki nasib yang sama dengan iconic movie anthem lain, seperti Star Wars, Jurrasic Park dan sebagainya.


Sisi buruknya, film "Avengers: Infinity War" adalah film yang menyertakan latar cerita yang banyak dan terpisah-pisah sehingga terasa banyak hal yang terjadi dalam satu film. Ini mungkin menjadi hal yang kurang memuaskan bagi sebagian orang. Bisa jadi juga, bagi sebagian orang, perpindahan antar lokasi latar cerita dirasa kurang tepat dan tanggung. Namun demikian, pengalaman menonton adalah milik masing-masing penonton, sehingga apapun kekurangan dalam film ini hanya kalian yang bisa merasakannya. Untuk itu, kalian bisa ungkapkan keresahan tentang film ini di kolom komentar.

Terakhir, saya hanya bisa menyarankan agar penonton dapat menghindari spoiler, karena menurut saya, film ini adalah film yang sangat akan puas apabila kita sebagai penonton tidak mendapatkan spoiler. Sebaliknya, bila kita sebagai penonton telah mendapatkan spoiler, maka pengalaman menonton sudah terganggu. Bahkan sedikitpun spoiler dapat mengganggu pengalaman menonton film ini. Jadi sebelum kalian menonton film ini, pastikan kalian hanya berbekal sedikit pengetahuan tentang film ini. Tv Spot jangan lagi ditonton. Promosi-promosi jangan lagi dilihat. Mantapkan niat untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. 

Bagi kalian yang sudah nonton duluan, saya berharap kalian bisa menahan diri untuk tidak memberikan spoiler ke siapapun dan dalam bentuk apapun. Tentu saja ini demi kebaikan kita sebagai komunitas penonton film. Sama-sama penonton, punya pengalaman yang sama saat menonton.

Kesimpulan rating: 9.5

Komentar

  1. Salah satu film terbaik MCU. Segabai penggemar Marvel Cinematic Universe, gue juga terkesima dengan apa yanh ditampilkan di film ini. Aksinya, ketegangannya, sampe plot twist nya yang nggak nyangka banget. Nggak sabar buat nonton Avengers 4 nanti. 😁

    BalasHapus
  2. makasih infonya gan bermanfaat bgt buat ane, ini ane punya situs download film terbaik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi No Na Wa (Your Name) - Review

Audience Score vs Critics Score, Mana yang Sebaiknya Dipercaya?

Banda: The Dark Forgotten Trail - Review