Wonder Woman - Review
Hallo guys!
Kali ini kita akan mereview film fenomenal dari DC Extended Universe, Wonder Woman.
DCEU adalah Cinematic Universe dari komik DC yang sejauh ini sudah mengeluarkan 4 film, Man of Steel, Batman v Superman, Suicide Squad dan Wonder Woman. Dari keempat film tersebut, hanya satu film yang benar-benar berhasil menarik perhatian Saya dari awal sampai akhir. Wonder Woman benar-benar tidak terlepas dari perhatian Saya sedikitpun. Tidak terasa ada keganjilan seperti film-film DCEU sebelumnya. Bukan hanya soal Gal Gadot, sang aktris yang menarik perhatian, namun juga soal cerita, cinematic dan plot-plotnya. Baiklah, mari kita bahas rinciannya tanpa spoiler.
Pertama kita akan membahas 'tampilan produk'. Wonder Woman, sebagaimana film DCEU lainnya, masih masih mengandalkan dan menonjolkan CGI untuk merealisasikan imajinasi directornya. Penggunaan CGI pada film ini terasa ada kemajuan dibanding Man of Steel atau BvS (menurut saya). Kemajuannya bukan pada teknologinya, melainkan ketepatan penggunaannya untuk merepresentasikan apa yang ingin disampaikan oleh sang director. Tidak terlalu muluk-muluk. Tidak selalu menampilkan 'warna gelap' (DC suka yang gelap-gelap, kan ya?). Juga tidak terasa berlebihan. Pas.
Dari segi cerita, Wonder Woman adalah film yang penuh kejutan. Cerita yang disampaikan pada film ini banyak yang diluar ekpektasi Saya. Jujur, pada saat menonton trailer #1 sampai #3, Saya sempat berasumsi Wonder Woman akan menjadi film dengan cerita origin yang biasa saja, ya setidaknya seperti film-film origin lain lah. Namun begitu Saya menonton dan masuk ke dalam cerita, Saya menemukan kuatnya hubungan antar karakter yang di film DCEU lainnya agak terabaikan. Hubungan antar karakter dibangun dengan moativasi yang kuat, seperti contohnya hubungan Diana dengan Hippolyta (Ibunya), ataupun Diana dengan Antiope, begitu pula hubungan Diana dan Steve Trevor dan karakter lain. Hubungan yang kuat ini menjadi dasar cerita pada film ini sangat menarik. Saya tidak menemukan adanya motivasi yang kurang untuk sebuah tindakan pada film ini. Saya jadi berpikir bahwa DCEU benar-benar serius menggarap filmnya, dalam artian film Wonder Woman pertama di DCEU tidak hanya sekedar 'perkenalan' yang biasa-biasa saja, melainkan ada pondasi yang kuat dibangun berdasarkan cerita pada film ini.
Cerita di film ini tidak selalu serius seperti BvS, juga tidak selalu jenaka seperti film-film Marvel. Serius, iya namun film ini tidak memberikan keseriusan cerita yang sulit dimengerti oleh penonton umum. Kita dapat dengan mudah mengerti motivasi Diana untuk ikut berperang dengan Steve Trevor tanpa ada unsur 'kebencian' yang mendalam seperti halnya Batman yang punya motivasi untuk mengalahkan Superman. Humor di film ini pun juga terasa tidak berlebihan. Bukan seperti film-film Marvel, namun Wonder Women menawarkan sesuatu yang bisa dibilang 'menggemaskan' dari innocentnya Diana Prince.
Film ini adalah salah satu film yang bisa dibilang menggunakan formula multiple villains. Kita tahu banyak film dengan formula ini tidak bisa mengemas porsi para villain dengan baik. Contohnya ada BvS, atau dari Marvel seperti SpiderMan 3, The Amazing SpiderMan 2 dan sebagainya. Namun Wonder Woman berhasil memaksimalkan menggunakan formula ini dengan sangat baik. Porsi para villain di setiap plotnya sudah tepat, tidak kurang, tidak lebih.
Percayalah, bagi kalian yang sudah menonton trailernya, segera nonton filmnya juga. Trailer hanya bagian kecil dari cerita besar Wonder Woman.
Satu yang tidak kalah menarik perhatian saya tentu saya soal soundtrack dan backsound. Wonder Woman masih mengandalkan theme khusus dari BvS yang diciptakan oleh Hans Zimmer dan Junkie XL. Untuk film ini, scoring diambil alih oleh Rupert Gregson - Williams. Scoring film saya beri penilaian positif walaupun ada beberapa part yang kurang 'dapet' bagi saya. Wonder Woman theme masih yang terbaik dan bisa memberikan efek 'greget' untuk scene actionnya. Overall, scoring film ini bagus.
Kesimpulannya, film ini sangat layak untuk ditonton. Pada awal review ini Saya menggunakan kata intense dan elegan yang Saya maksudkan untuk begitu emosionalnya film ini. Setiap plot punya kekuatan emosional yang membuat penonton terbawa dengan apiknya plot-plot yang diceritakan. Elegan saya maksudkan untuk ketepatan eksekusi oleh director dalam merepresentasikan cerita. Penyelesaian cerita tidak seperti film superhero pada umumnya yang mengandalkan visual dan audio yang megah saja, melainkan terdapat rasa emosional di dalamnya.
Bagi kalian yang ingin melihat bagaimana menggemaskan sekaligus badassnya Gal Gadot memerankan Diana Prince, segerakanlah, maka kamu akan terpuaskan. Film ini diset untuk PG-13, tapi banyak penonton yang juga membawa anak-anaknya untuk unton film ini. Yah, yang penting kasih pengertian buat anaknya, ya, Pak, Buk. Cukup sekian dari Saya, Terimakasih.
Kesimpulan Skor: 9.5/10
Memang bagus si. Sejauh ini jadi film terbaik DCEU.
BalasHapusCuma sayang banget di adegan pertarungan terakhirnya begitu Mengandalkan CGI yang agak kurang pas. Coba saja adegan pertarungan terkahir itu dibikin seperti pertarungan Pertama mbak Gal di medan perang. Cukup ditambah dikit intensitas nya, pasti bakal epik. Hehuehehe